Selamat Datang

Selamat Datang di Artonespace Jelajah Online

PASAR KETHEMBRENG DESA RANDUSARI



PASAR KETHEMBRENG DESA RANDUSARI


Desa Randusari yang memiliki keberagaman, secara tidak langsung membentuk kelompok-kelompok usaha dagang yang kelak menjadi sebuah pasar. Pasar ketembreng yang biasa disebut kebanyakan orang. Sebuah pasar tradisional yang menjadi central geliat usaha masyarakat desa Randusari.
Pasar yang beroperasi mulai dari sekitar pukul 05.00 WIB sampai sekitar Pukul 07.30 an ini sangat potensi untuk membangun roda ekonomi sebagian warga menjadi lebih baik lagi. Pasar ketembreng juga disebut kebanyakan adalah pasar kaget kadang disebut pasar esuk karena operasionalnya yang terbatas dari selepas subuh sampai matahari berada diatas sekitar ukuran satu tumbak.
Seperti dalam sebuah penggalan pantun, ada gula ada semut. Pasar ketembreng juga memaknai penggalan pantun tersebut secara empiris. Realita yang terjadi di desa Randusari, bahwa pasar ketembreng ini akhirnya memancing para pedagang luar desa ikut juga mengais untung di Pasar Ketembreng ini juga pembeli yang begitu banyak. Pedagang-pedagang yang datang tidak hanya dari desa Randusari, melainkan ada yang datang dari desa sebelah, seperti Desa Jatiwangi, Mulyoharjo, Surokidul, Pagerbarang, bahkan ada yang datang dari luar kecamatan Pagerbarang, bahkan luar kabupaten Tegal.
Sangat fenomenal pasar ketembreng desa Randusari ini. Sangkin terkenalnya sehingga pedagang sayur dari kecamatan Bumijawa dan Bojong ikut juga mangais laba di sini.  Pedagang dari kabupaten Brebes pun tak mau ketinggalan ikut menjajakan daganganya di pasar Ketembreng ini. Kebanyakan para pedagang ikan dan dan kebutuhan sayur mayur memang datang dari luar desa dan kecamatan, bahkan luar kabupaten. Demikian, disebabkan karena seperti kebutuhan ikan segar dipasok pedagang dari kota Tegal dan Kabupaten Brebes, khususnya para pedagang yang mengambil daganganya dari para nelayan pantura. Sedangkan kebutuhan sayur dipasok dari kecamatan Bumijawa dan Bojong, yang tidak dipungkiri kalau keduanya merupakan daerah sentra penghasil sayur mayur.
Pasar ketembreng desa Randusari tidak seperti pasar ketembreng desa-desa lainnya. Di pasar ketembreng desa Randusari menjadi idola pembeli karena letaknya yang begitu strategis. Letak pasar ini di jalur utama Balapulang – Jatibarang. Jalur yang merupakan jalur penting sebagai alternatif penghubung dari desa atas (baca: Bumijawa dan Bojong) dengan desa bawah (baca: desa di dataran rendah seperti Pantura). Dengan demikian, pasar ini lebih ramai dibanding pasar-pasar ketembreng di desa lainnya.
Di jaman yang sudah maju seperti sekarang ini, keberadaan pasar tidak semakin memudar, bahkan grade-nya semakin baik. Terbukti di saat banyak anak-anak sibuk dengan makanan modern maka para orang tua di sini semakin kangen dengan makanan-makanan tradisonal desa. Makanan-makanan yang semakin dilupakan anak-anak sekarang di pasar ini masih banyak dijajakan. Makanan tradisional seperti jalabia, gethuk lindri, gemblong alus/gemblong kocar-kacir, gemblong tekek,  jaletot, cetot, alu-alu, jajan kapur, jajan ronge-ronge, sega jagung iwak asin, ponggol, gemblong ketan, bubur blokho/sumsum, awul-awul bahkan sempora masih dijual di pasar ketembreng desa Randusari ini. Jadi, bagi siapa saja yang rindu makanan tradisonal wong ndesa maka tidak salah jika anda mengunjungi Pasar Ketembreng Desa Randusari Ini. Sumonggo, kagem sedoyo pamiarso punika. Mang nyobi mawon dugi datheng peken kethembreng desa Randusai punika. Dijamin mboten kuciwo (Penulis : Randusari, 18 Februari 2014)

Tidak ada komentar: